Rabu, 30 April 2014

TUGAS 4

TEORI TENTANG PROPOSAL
(ILMIAH DAN SEMI ILMIAH)

1.     Definisi Teori
      Menurut Jonathan H.Turner, teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
      Nazir berpendapat bahwa teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.
      Stevens mengatakan bahwa teori ialah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan beberapa fenomena.
      Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa teori adalah suatu pendapat yang dinyatakan mengenai suatu informasi yang berguna berdasarkan suatu kejadian.

2.     Definisi Proposal
      Hariwijaya (2005:12-13), berpendapat mengenai definisi proposal ialah suatu bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan ijin, persetujuan, dana, dan lain sebagainya.
      Menurut saya, proposal ialah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan persetujuan berdasarkan pengajuan suatu rencana kegiatan agar mendapat persetujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut.

3.     Fungsi Teori dalam Penyusunan Proposal Penelitian
      Dibawah ini terdapat beberapa fungsi teori dalam penyusunan proposal penelitian, yaitu sebagai berikut :
a.       Sebagai Pengantar Pemahaman Variabel Penelitian.
b.      Landasan Teoritis Penyusunan Konsep Penelitian.
c.       Rujukan Pembahasan Hasil Penelitian.

4.     Fungsi Proposal
      Proposal memiliki fungsi yang sangat penting bagi siapa pun yang memerlukannya, dibawah ini akan disampaikan beberapa fungsi proposal yaitu sebagai berikut :
a.       Proposal berfungsi sebagai alat yang dijadikan peneliti dalam melakukan penelitian yang berkenaan dengan objek yang akan diteliti,
b.      Proposal dapat dijadikan sebuah alat dalam pengajuan suatu kegiatan untuk mendapatkan persetujuan terhadap kegiatan tersebut.
c.       Proposal digunakan sebagai pengajuan kredit kepada bank.
d.      Proposal dijadikan alat untuk mendapat persetujuan dalam mendirikan suatu usaha baik usaha kecil, menengah, ataupun besar.

5.     Jenis-jenis Proposal
      Secara umum terdapat beberapa jenis proposal, berikut dibawah ini akan disampaikan jenis-jenis proposal yaitu sebagai berikut :
a)      Proposal bisnis, contohnya proposal dalam mendirikan sebuah usaha agar mendapat persetujuan.
b)      Proposal proyek, contohnya proposal pengajuan anggaran agar mendapat dana yang diinginkan.
c)      Proposal penelitian, contohnya proposal skripsi,tesis,dan disertasi. Proposal ini bertujuan agar mendapat persetujuan dalam melakukan penelitian terhadap objek yang ingin diteliti.
d)      Proposalkegiatan, ontohnya proposal kegiatan seminar,perlombaan,pelatihan.

6.     Persiapan Pembuatan Proposal
      Berikut ini adalah tahap-tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan penyusunan proposal, yaitu sebagai berikut :
a)      Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan
Sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu bagaiman memperoleh informasi yang diperlukan tersebut dengan mudah.
b)      Menetapkan rencana program
Setelah mendapatkan informasi yang berkaitan dengan objek atau tujuan pengajuan proposal, tetapkan rencana kegiatan dengan benar agar mudah mendapat persetujuan. Dalam pembuatan rencana program, sebaiknya anda membuat rencana yang mengandung unsur SMART, yaitu:
Ø  Spesifik , tujuan yang dibuat harus jelas dan tidak bertele-tele.
Ø  Measurable (terukur), tujuan diajukannya proposal harus terukur dari segi dana, keamanan,keuntungan.
Ø  Achievable (bisa dicapai), rencana dari sebuah tujuan harus dapat dicapai dan tidak menjadi angan-angan saja.
Ø  Reasonable (punya alasan), dalam mengajukan sebuah rencana harus berlandaskan sebuah alasan yang kuat agar rencana tersebut dapat terlaksana.
Ø  Time Limited (batas waktu), rencana yang dibuat harus dibatasi oleh jangka waktu.

c)      Penggunaan bahasa
Dalam menyampaikan suatu rencana haruslah menggunakan bahasa yang sesuai dengan EYD dan sopan. Apabila tidak menggunakan bahasa yang baik dan sopan, maka rencana tersebut sulit untuk mendapatkan persetujuan.
d)      Format Proposal
Pengajuan proposal harus menggunakan format yang menarik, karena dengan format menarik dapat memikat persetujuan rencana.




7.     Definisi Karya Ilmiah
      Karya ilmiah adalah laporan yang dibuat untuk mendistribusikan hasil dari penelitian yang berupa informasi dari peneliti yang dilakukannya berdasarkan kaidah ilmiah.
·         Karya ilmiah memiliki 3 ciri, yaitu :
1)      Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian suatu karya ilmiah haruslah objektif.
2)      Bersifat metodis dan sistematis
3)      Menggunakan bahasa penulisan yang baku dan formal.

·         Macam-macam karya ilmiah
Karya ilmiah terbagi menjadi 2, yaitu :
1)      Karya ilmiah pendidikan, contohnya paper(karya tulis), pra skripsi,skripsi,thesis,disertasi.
2)      Karya ilmiah penelitian, contohnya makalah seminar, laporan hasil penelitian, jurnal penelitian.

8.     Definisi Semi Ilmiah
      Semi ilmiah merupakan karangan yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan disajikan berdasarkan fakta-fakta umum dan juga metodologi penulisan yang sesuai dengan EYD serta ditulis dengan gaya bahasa yang formal dan kongkret. Semi ilmiah juga menyajikan sebuah fakta dan fiksi dalam penulisan yang tidak berlandaskan atau tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah karena fiksi termasuk karangan non-ilmiah. Contoh dari karangan non-ilmiah atau semi ilmiah ialah komik,anekdot,dongeng,hikayat,novel,roman dan cerpen.
·         Ciri-ciri Semi Ilmiah
Ø  Emotif
Ø  Persuasif
Ø  Deskriptif
Ø  Kritik tanpa dukungan bukti

9.     Definisi Karya Non Ilmiah
      Karya non ilmiah ialah suatu karangan yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi atau bersifat subjektif, dengan gaya bahasa yang abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.
·         Ciri-ciri karya non ilmiah
a.       Bersifat persuasif
b.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
c.       Bersifat imajinatif
d.      Gaya bahasa konotatif dan populer
e.       Tidak memuat hipotesis

·         Karya non ilmiah bersifat
a.       Emotif
b.      Persuasif
c.       Deskriptif
d.      Kritik tanpa dukungan bukti



DAFTAR PUSTAKA

Carapedia.tanpa tahun.” Pengertian dan Definisi Teori Menurut Para Ahli”. http://carapedia.com/pengertian_definisi_teori_menurut_para_ahli_info502.html. Di akses pada tanggal 30 April 2014.

Pengertian ahli.2013.”Pengertian,Fungsi,JenisProposal”. http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-fungsi-jenis-proposal.html. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Tesis disertasi com.2009.”Penerapan Teori dalam Penyusunan Proposal Penelitian”. http://tesisdisertasi.blogspot.com/2009/11/penerapan-teori-dalam-penyusunan.html. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Keripiku.2013.”Perbedaan Karya Ilmiah,Semi Ilmiah dan Non Ilmiah”. http://keripiku.blogspot.com/2013/03/perbedaan-karya-ilmiah-dan-semi-ilmiah.html. Di akses pada tanggal 30 April 2014


Susanto,Happy.tanpatahun.”PanduanLengkapMenyusun Proposal”.Visimedia.Jakarta 

TUGAS 3

TEORI TENTANG PERBEDAAN KARANGAN

1.      Definisi Karangan
      E. Kosasih (2003:26), mengatakan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Sedangkan Widyamartajaya (1979:9) berpendapat bahwa Karangan merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam pembuatannya.
      Serta Poerwordarmita (1984:445), mengungkapkan bahwa Karangan merupakan uraian tentang sesuatu hasil, dengan demikian pengertian Karangan atau tulisan dapat kita batasi sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah.
      Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan mengenai definisi atau pengertian dari Karangan ialah suatu karya berbentuk tulisan yang dibuat oleh seseorang yang biasa disebut pengarang, berdasarkan pengalaman, pikiran atau penggambaran mengenai suatu peristiwa.

2.      Tujuan Penulisan Karangan
      karangan merupakan suatu karya berbentuk tulisan yang didasarkan dari pengalaman ataupun hanya angan-angan saja. Dari angan-angan atau pengalaman, yang belum atau sudah di alami seseorang inilah dinyatakan kedalam bentuk tulisan yang tujuannya ialah untuk menceritakan atau memberikan informasi kepada orang lain.
      Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25),merumuskan tujuan menulis ialah sebagai berikut :
1)      Tujuan penugasan ,sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang menulis melakukan nya karena tugas yang diberikan kepadanya.
2)      Tujuan altruistik, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,menghindarkan kedudukan pembaca,ingin menolong pembaca memahami,menghargai perasaan dan penalaranya,ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3)      Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
             gagasan yang diutarakan.
4)      Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca.
5)      Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada pembaca.
6)      Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik,nilai-nilai kesenian.
7)      Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

3.      Manfaat Menulis Karangan
      Seorang pengarang dalam menulis sebuah karangannya memiliki sebuah arti dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Bernard (Gie,2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-mengarang, yaitu sebagai berikut:
1)      Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
2)      Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
3)      Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.
4)      Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and  perception of one’s environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan.
5)      Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.
6)      Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the language), artinya kegiatan mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis.

4.      Kelemahan Menulis
      Selain beberapa sisi kekuatan (keuntungan) dari menulis, juga terdapat sisi kelemahan (kerugian) yang patut dicermati. Berikut ini beberapa diantaranya:

Ø  Pertama, pesan yang kita kirimkan akan kehilangan banyak nuansa emosionalnya jika dibandingkan dengan pesan secara lisan. Kita tidak bisa menangkap ekspresi wajah atau air muka Si pembicara ketika menyampaikan pesan tertulis kepada kita. Tetapi jangan khawatir, penggunaan tanda-tanda baca secara efektif, akan lumayan membantu menutup (sebagian)  kelemahan ini.
Ø  Kedua, karena sifatnya bermedia, maka respon atau umpan balik yang kita terima pun akan mengalami penundaan. Tanggapan atau reaksi dari lawan bicara kita, tidak muncul seketika karena Penerima pesan memerlukan waktu untuk mencerna atau memahami isi pesan sesuai dengan persepsinya (persepsi juga terbentuk karena latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki seseorang) . Selain itu, ia harus memformulasikan tanggapannya yang menuntut kemampuan untuk: menemukan pilihan kata yang tepat (diksi); mengatur tata kalimat yang selain layak dan pantas (etis) juga memenuhi kaidah mantik (framework of logical thinking order). Dan last but not least, yang tak kalah pentingnya adalah penekanan kepada isi dan makna tertentu yang dikehendaki si Pemberi pesan (penulisnya). Namun kehadiran digital media dan perkembangan dunia internet dewasa ini, telah memungkinkan percakapan tertulis secara langsung.
Ø  Ketiga, setiap ‘kesalahan’  yang  kita buat dalam bentuk tertulis akan bertahan lama. Bahkan nyaris ‘abadi’ sepanjang  masa!   Sampai kita meralat, memperbaiki atau melupakannya sama sekali. Hal terakhir inilah yang seringkali mencegah kita untuk menulis sembarangan.
     
      Sayangnya, point terakhir itu seringkali dilebih-lebihkan, diperburuk dengan tradisi dan kebiasaan-kebiasaan kita yang cenderung memperkuat gejala ‘takut salah’ ini menjadi sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya kita tidak pernah mau menulis. Terutama yang ditujukan untuk kepentingan umum. Seperti menulis untuk konsumsi publik di situs-situs internet atau blog, media cetak seperti Suratkabar, Majalah, Buletin, Internal Magazine, Jurnal Ilmiah atau forum for professional gathering dan lainnya.


5.      Jenis-jenis Karangan
      Karangan terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

1.       Deskripsi

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

·         Contoh deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

·         Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

*      Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya:
Keindahan Telaga Sarangan
Suasana perayaan HUR Soyus
Keadaan daerah yang dilanda bencana

Langkah menyusun deskripsi:
a.      Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan.
b.       Tentukan tujuan.
c.       Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan.
d.      Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan.
e.       Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

2.      Narasi

Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.

·         Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.

·         Contoh narasi yang berupa fiksi:
             novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
*      Pola narasi secara sederhana:
            awal – tengah – akhir

Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

·         Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

·         Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?

*      Langkah menyusun narasi (fiksi):
Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

3.      Eksposisi

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.

·         Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

·         Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain:
Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
Peranan majalah dinding di sekolah
Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja.

·         Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
                  Contoh paparan proses:
                  Cara mencangkok tanaman:
1)      Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya.
2)      Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm.
3)      Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.

*        Langkah menyusun eksposisi:
a.      Menentukan topik/ tema
b.       Menetapkan tujuan
c.       Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d.       Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
e.       Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

4.      Argumentasi

                  Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini  tersebut.

·         Contoh:
                  Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan   karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai- nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini    sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.

·         Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya:
             Disiplin kunci sukses belajar
             Teknologi komunikasi harus segera dikuasai

*      Langkah menyusun argumentasi:
a.      Menentukan topik/ tema
b.      Menetapkan tujuan
c.        Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d.      Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
e.      Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi

5.      Persuasi
                  Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat     sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik           berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai    dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

·         Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya:
             Katakan tidak pada NARKOBA
             Hemat energi demi generasi mendatang
             Hutan sahabat kita
             Hidup sehat tanpa rokok
             Membaca memperluas cakrawala

*      Langkah menyusun persuasi:
a.      Menentukan topik/ tema
b.      Merumuskan tujuan
c.       Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d.       Menyusun kerangka karangan
e.      Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi

6.      Tujuan Menulis Karangan Deskripsi
            Menurut Marahimin (1994:19), tujuan menulis karangan deskripsi adalah sebagai berikut:
a)      Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, misalnya pertunjukkan mengenai cara menjalankan mesin, petunjuk tentang cara menggunakan atau meminum suatu obat atau arahan tentang cara merangkai bunga.
b)      Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelassan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain, misalnya penjelasan tentang manfaat lari pagi, pentingnya memelihara kelestarian lingkungan hidup.
c)      Menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang suatu cara yang berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu.
d)      Meringkas, yaitu membuat rangkuman atau tulisan sehingga menjadi lebih singkat, misalnya dari seratus halaman menjadi lima halaman. Namun ide pokoknya tidak hilang. meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain.

7.      Macam-macam Penggolongan Karangan Menurut Jenisnya
            Menurut jenisnya, karangan dapat digolongkan menjadi 4 macam,yaitu sebagai berikut :

1)      Karangan ilmiah adalah karangan yang ditujukan kepada kalangan ahli dan profesional yang penyajiannya sesuai dengan tingkat keilmuan mereka dengan metode, pengolahan dan penyajian yang ilmiah dengan gaya tulisan yang mengikuti asas-asas jelas terang, ringkas padat dan tepat cermat. Mungkin maksud dalam penyusunan karangan ilmiah ini harus jelas, padat dan cermat dalam menyampaikan dan menuangkan apresiasinya sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui isi dari karangan ilmiah tersebut.
2)      Karangan informatif adalah karangan yang berisi informasi yang diberikan hanya sekedar sebagai pemberitahuan atau keterangan saja yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Karangan jenis ini tidak disertai perangkat-perangkat yang diperlukan oleh karangan ilmiah, seperti daftar pustaka, catatan kaki, kutipan, serta persyaratan lainnya yang bersifat ilmiah.Karangan ilmiah dan karangan informatif adalah termasuk dari ragam karangan faktual (Factual writing).Karangan faktual adalah ragam karangan yang bertujuan memberikan informasi sesuai dengan fakta atau realitas yang ada.
3)      Puisi adalah jenis karangan yang mengutamakan pemilihan kata dengan secermat-cermatnya dan sehemat-hematnya, pengungkapannya beralun dan merdu (puitis). Puisi juga dapat diartikan sebagai ekspresi yang konkret dan artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama (Watts-Dunton).
4)      Prosa adalah karangan yang tidak begitu mempedulikan banyaknya kata, panjang pendeknya kalimat, irama dan persamaan, dan biasanya diungkapkan secara bebas. Adapun ukuran penggolongannya adalah :
a)      Menyajikan pengetahuan ilmiah atau keterangan biasa dan.
b)       Bercorak bebas atau terikat pada bunyi irama.

                                    DAFTAR PUSTAKA

Kompasiana.2013.”PengertiandanJenis-jenis Karangan”.http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/08/pengertian-dan-jenis-jenis-karangan-566867.html. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Tindaon,Yosi Abdian.2012.”Tujuan Menulis Karangan Deskripsi”. http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/11/tujuan-menulis-karangan-deskripsi.html. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Sutrisna.2012.”TujuandanManfaatMenulis”.http://bahasakublog.wordpress.com/2012/08/13/tujauan-dan-manfaat-menulis/. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Alimudin,Yulia.2009.”PembelajaraanMenulis”.http://pembelajaranmenulis.blogspot.com/. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Havid,Semy.2011.”ManfaatMenulis”.http://www.indonesiawaters.com/2011/05/manfaat-menulis.html. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Marji.tanpa tahun.”Jenis Karangan”. http://pintarberbahasa.wordpress.com/jenis-karangan/. Di akses pada tanggal 30 April 2014

Jizuna.2012.”Penggolongan Karangan Menurut Jenisnya”. http://jizuna.blogspot.com/2012/05/penggolongan-karangan-menurut-jenisnya.html. Di akses pada tanggal 30 April 2014