DINAMIKA KELOMPOK
DAN
KELOMPOK RUJUKAN
1.
Kelompok Rujukan
Definisi
kelompok menurut Homans (1950) ialah sejumlah individu berkomunikasi satu
dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu
banyka,sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara
langsung.
Menurut
saya kelompok ialah lebih dari dua individu yang saling berkumpul dan saling
berinteraksi untuk suatu tujuan tertentu.
Kelompok rujukan
(Reference Group) atau kelompok acuan adalah kumpulan individu yang secara
nyata bergabung dengan tujuan mempengaruhi perilaku seseorang secara langsung
atau tidak langsung. Dengan kata lain kelompok rujukan dapat dikatakan sebagai
sumber pengambilan keputusan seseorang sebagai perbandingan dalam membentuk
nilai dan sikap seseorang.
Contohnya
; seorang pembeli baju menanyakan harga dan kualitas terhadap dua baju yang
berbeda kepada pelayan toko. Pelayan toko tersebut dimaksudkan sebagai kelompok
rujukan, yang nantinya akan memberikan perbandingan dari segi kualitas dan juga
harga agar pembeli dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan penilaian
dan sikap pembeli itu terhadap kedua baju tersebut.
2.
Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen
keluarga sangat penting didalam kehidupan setiap manusia,
karena jika tidak ada keluarga maka hidup terasa hampa dan tidak berarti. Demikian
halnya didalam memilih produk yang akan digunakan secara bersama. Keluarga dan
studi perilaku konsumen erat kaitannya dalam pengambilan keputusan terhadap
pembelian suatu produk.
Contoh ; keluarga A sedang pergi ke salah satu pusat
perbelanjaan , dan pada saat mereka ingin makan, salah seorang anggota keluarga
tersebut menanyakan restoran yang mana yang akan mereka pilih. Hal ini akan
menyebabkan keterlibatan setiap anggota keluarga A untuk berpikir dan mengambil
keputusan yang baik. Pasti nya dalam pikiran mereka, mereka sebagai konsumen
akan memilih restoran yang kualitasnya baik dengan harga yang relative murah. Setelah
keluarga A tersebut memutuskan restorannya dan akhirnya mereka melakukan studi
perilaku konsumen.
Maksud dari studi perilaku konsumen ialah konsumen melakukan
pembelajaran dari hal yang sudah mereka lakukan dan kemudian konsumen akan
memberikan penilaian terhadap kualitas produk.
3.
Variabel yang Mempengaruhi Pembelian
Sebagai konsumen saya sebelum menentukan pembelian dipengaruhi
oleh beberapa factor, diantara nya adalah ;
1)
Factor budaya
Factor ini adalah factor penentu
yang paling mendasar. Karena didalam factor budaya terdapat kumpulan nilai,
pandangan, dan sikap khususnya dari keluarga konsumen sendiri. Factor ini
terdiri dari budaya masyarakat, sub-budaya, dan kelas social ( tingkatan social).
Sub-budaya pun dipengaruhi oleh ras, etnik, agama, kelompok, letak geografis.
2)
Factor social
Factor ini dipengaruhi oleh
kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
3)
Factor pribadi
Factor ini didasarkan dari
karakter hidup konsumen seperti, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri pembeli.
4)
Factor psikologis
Factor ini muncul dari dalam diri
individu.
4.
Siklus Kehidupan Keluarga dan
Perilaku Pembelian
Keluarga mempengaruhi proses pembelajaran, sikap, persepsi dan
perilaku orang – orang yang ada di dalamnya. Oleh kareana itu, konsumen secara
langsung atau tidak langsung sangat dipengaruhi oleh keluaraga. Keluarga ditinjau
dari persepektif lingkungan pengambilan keputusan, merupakan unit kecil
pusat pengambilan keputusan konsumen. Misalkan pemilihan tempat
berlibur dipengaruhi oleh anak – anak. Jadi keluaraga merupakan
“kelompok” yang mempunyai pola pengambilan keputusan komplek karena melibatkan
anggota keluarga, karena pengambilan keputusan sangat kompleks pola pengambilan
keputusan yang terjadi antara keluaraga tentunya tidak sama. Keluaraga muda
yang baru menikah kurang dari enam bulan tentu akan berbeda dengan
keluaraga yang memiliki anak yang duduk dibangku kuliah.
Siklus
Kehidupan keluarga
Menurt
neightbor (1985) tahapan tugas dan masalah – masalah yang menjadi isu penting dalam setap tahapan siklus
kehidupan keluraga sbb:
- Tahap perkawinan
pada
tahap ini masing – masing mempunyai tugas untuk menyatu, menyelaraskan dan saling mengenal serta
memahami pribadi masing – masing untuk
bersama – sama membangun keluaraga.
2.Tahap Melahirkan anak
Pada
tahap ini anak lahir dan tugas utama adalah bagaimana menciptakan suasana dan peran dengan adanya kehadiran
anak.pada tahap ini bagaimana dapat
salingh berbagi dengan adanya kehadiran anak, mengatur kembali peran masing - masing, mana yang menjadi
tugas suami dan mana yang menjdi tgas istri
mengasuh anak
3. Tahap membesarkan anak- anak
memasuki sekolah dasar
pada
tahap ini tugas utamnya adalah emngasuh dan mendidik anak – anak. Pada tahap ini tentang menyediakan
lingkungan yang aman untukpertumbuhan anak –
anak, bagaimana menjdai orang tua yang baik, keterlibatan dengan masyarakat, waktu yang lebih banyak untuk
mencurahkan kepada anak - anak,terutama
untuk ibu dan bagaimana memberikan perhatian dan mengasuh yang adil diantara anak -anak.
4.Membesarkan anak -anak usia remaja
pada
tahap ini orang tua mempunyai tugas penting dalam mengatur batasan – batasan yang boleh dan yang tidak boleh.
Neighbour memberikan istilah orang tua
melakukan “boundary testing”. Isu yang penting tahap ini adalah tari – meneraik antara mengendalikan dan memberikan
kebebasan kepada remaja, berusaha
untuk mempunyai pengaruh karena adanya pembrontakan pada anak, masalah individualisasi dan keinginan anak
mulai dilepaskan
5.keluarga mulai melepaskan anak -anak
Pada
tahap ini anak – anak mulai menikah dan oarang tua mulai akan ditinggalkan anak -anak.tugas orang tua
adalah mempersiapkan anak -anaknya siap
untuk menghadapi kehidupan berkeluarga. Perubahan trasnsisi peran yang dilakukan setelah anak -anak
tinggal di rumah dengan peran anatara ketika
anak -anak berkeluaraga sendiri. Orang tua merasa an perlu penyesuaian antara suami istri dengan
kondisi baru.
6.Tahap – tahp pertengahan
pada tahap ini suami istri berusaha
untuk melakukan evaluasi diri dan menilai kembali peran dan apa yang dilakukan
masing – masing. Timbulnya krisis tengah baya, p[erasaan puas atau sebaliknya
munculnya kekecewaan, menerima keterbatasan, perubahan citra diri, antisipasi
terhadap mas apensiun atau bahkan mulai ditinggalkan oelh oarang tua karena
meninngal
7.Usia tua
Pada tahap ini tugas yang dilakukan
adalah menghadapi kematian.isu-isu penting timbul adalh munculnya penyakit tua,
mulai mendekat.
5.
Siklus Kehidupan Keluarga
Tradisional
Saat ini pendefinisian keluarga secara
tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian,
perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional mengalami
perkembangan. Namun penelitian memperlihatkan bahwa siklus hidup sebuah
keluarga yang paling menguntungkan adalah model keluarga tradisional, dan model
yang lain dianggap sebagai deviasi dari norma ini (Carter & McGoldrick,
1999). Tahap-tahap dari siklus hidup sebuah keluarga tradisional adalah sebagai
berikut:
Tahapan
|
Tugas
|
Pengalaman
dari keluarga asal
|
Membangun
hubungan dengan orang tua, saudara dan
teman-teman
Menyelesaikan
sekolah
|
Meninggalkan
rumah
|
Membedakan
diri dengan keluaga asal dan mengembangkan hubungan sesama
dewasa dengan orang tua
Membantung
hubungan pertemanan yang intim
Memulai
karir/pekerjaan
|
Tahap
pra pernikahan
|
Memilih
pasangan
Mengembangkan
hubungan
Memutuskan
untuk menikah
|
Tahap
pasangat tanpa anak
|
Mengembangkan
cara hidup bersama yang didasarkan atas realitas dan
bukannya proyeksi bersama
Mengatur
kembali hubungan dengan keluarga asal dan teman-teman, dan melibatkan
pasangan
|
Keluarga
dengan anak kecil
|
Mengatur
kembali sistem pernikahan dengan memberi tempat
pada keberadaan anak
Memulai
peran sebagai orang tua
Mengatur
kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan
kakek/nenek
|
Keluarga
dengan anak remaja
|
Mengatur
kembali hubungan orang tua-anak untuk memberikan tempat pada kebebasan yang
lebih besar
Mengatur
kembali hubungan pernikahan dan memusatkan pada masalah tengah baya dan karir
|
Melepas
anak
|
Membereskan
masalah paruh baya
Mengatur
ulang hubungan orang tua anak secara lebih dewasa
Mengatur
kembali hubungan dengan pasangan
Mengatur
kembali hubungan dengan besan, menantu, cucu dll.
Berurusan
dengan kelemahan dan kematian, terutama pada keluarga asal
|
Kehidupan
usia lanjut
|
Mengatasi
penuaan fisik
Menangani
peran anak yang lebih besar dalam mengatur keluarga besar
Menangani
kehilangan karena kematian pasangan dan teman-teman
Mempersiapkan
kematian, kilas balik kehidupan dan integrasi
|
6.
Struktur Keluarga dan Rumah Tangga
yang Berubah
Secara umum saat ini di era
globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang
berhubungan denga peran mulai berubah karena masyarakat saat ini makin
kompleks. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa sebab ,antara lain :
- Pergeseran dari extended family menjadi nuclear family karena anggotanya semakin menurun.
- Single parent meningkat karena adanya perceraian
- Orang tau tanpa menikah meningkat karena kumpul kebo.
- Rumah tangga yang sendiri atau mandiri meningkat.
- Adanya pekerjaan perempuan di luar keluarga sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah
- Status perceraian relatif biasa.
PERUBAHAN STRUKTUR KELUARGA
Salah satu cara berfikir mengenai
alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial adalah menyatakan
bahwa suatu masyarakat dan masing-masing bagiannya mempunyai kebutuhan untuk
menyesuaikan dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik mereka, atau lebih
tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yang relevan di dalam lingkungan
keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan
perubahan jaman. Perubahan yang diinginkan biasanya diharapkan bermuara pada
kesejahteraan dan kebahagiaan, namun kenyataannya sering menjadi lain.
Sayangnya, kenyataan itu sering diingkari sehingga masalah yang muncul menjadi
tambah besar dari yang seharusnya. Sejahtera dan bahagia tidak hanya sebagai
tujuan keluarga, tetapi lebih luas dari itu, yaitu tujuan hidup. Untuk
mencapainya banyak upaya yang dilakukan. Di antaranya adalah dengan
meningkatkan level pendidikan dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Mencapai
pendidikan yang tinggi dan masuk dalam pasar kerja berarti mengubah siklus
hidup dari orientasi yang tradisional ke modern. Ini belum cukup, sebab
berpendidikan dan bekerja berarti pula menunda usia kawin, terutama bagi perempuan.
Keadaan ini sangat berperan dalam penurunan fertilitas yang bagi sebagian besar
negara berkembang menjadi sasaran penting. Artinya, ukuran keluarga menjadi
lebih kecil. Ternyata perubahan ukuran ini membawa perubahan ke berbagai aspek
kehidupan keluarga antara lain, dengan rata-rata jumlah keluarga yang mengecil
mengakibatkan bentukkeluarga luas (extended family) bergeser ke bentuk
keluarga inti (nuclear family). Perlu dicatat bahwa jumlah anak dalam
keluarga yang mengecil sejalan dengan penurunan fertilitas bukan satu-satunya
penyebab di sini. Namun implikasi dari keluarga kecil terhadap kehidupan sosial
dan ekonomi cukup besar. Dengan jumlah yang sedikit dan meningkatnya kemampuan
ekonomi menyebabkan bantuan, dukungan ekonomi dan sosial seperti mengasuh anak,
dari anggota keluarga luas berkurang. Pada masa transisi seperti ini tampaknya
keuntungan ekonomis lebih berpihak pada generasi muda dibanding generasi tua,
serta perempuan dibanding laki-laki. Dengan jumlah anak sedikit rata-rata
anggota keluarga yang muda mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
Sementara itu, kelompok usia lanjut mulai kurang diabaikan oleh generasi yang
lebih muda. Pergeseran bentuk keluarga ini jelas berdampak psikologis bagi
anggota-anggotanya. Tidak selamanya dampak tersebut negatif, seperti kurang
hangatnya hubungan antar anggota keluarga, tetapi juga positif seperti otonomi
individu.
Dalam usaha untuk mengkaji masalah
keluarga pada masa kini, maka suatu hal yang sangat relevan untuk dipikirkan
adalah masalah industrialisasi dan keluarga. Dimana terjadi suatu perubahan
struktur dari masyarakat yang agraris menjadi industrialis. Goode mengemukakan
pada masa kini bersamaan dengan proses industrialisasi dapat diamati suatu
perubahan ke arah bentuk yang disebut keluarga konjugal. Secara singkat,
keluarga konjugal menurut Goode adalah keluarga dimana keluarga batih menjadi
semakin mandiri melakukan peran-perannya lebih terlepas dari kerabat-kerabat
luas pihak suami istri. Secara ekonomi keluarga konjugal itu berdiri sendiri,
tempat tinggal juga secara sendiri, tidak bersatu dengan kerabat luas. Seacar
psikologis, satuan yang kecil ini menjadi semakin berdikari. Ini berarti juga
bahwa hubungan emosional di antara suami istri lebih sentral dalam kehidupan
keluarga yang memang menyebabkan hubungan mereka menjadi akarab. Akan tetapi
kemungkinan keluarga pecah juga lebih besar karena yang mengikatnya adalah
terutama suami istri itu saja. Sedangkan dalam keluarga tradisional masih ada
anggota keluarga luas yang mengikat keluarga kecil.
Sistem ekonomi yang bertopang pada
industri, sistem keluarga juga telah berubah dari yang tradisional menjadi
modern. Keluarga modern diamsusikan memiliki ciri-ciri tipe keluarga konjugal.
Seperti yang telah disebutkan diatas, keluarga konjugal suami istri terlibat
dalam hubungan yang setaraf, mempunayi hubungan personal yang akrab, antara
anak dan orang tua terdapat hubungan yang tidak otoriter atau berciri
demokratis, para remaja kawin dalam umur yang tidak terlalu muda. Perubahan
yang berlangsung terhadap keluarga hanya dapat dipahami sepenuhnya bila kita
berangkat dari pengetahuan baseline mengenai keluarga dan hal itu harus
dilandaskan pada pengenalan sejarah dari keluarga sebagai pranata sosial.
7.
Peranan Wanita yang Berubah
Wanita sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian
terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya
yang membuat wanita berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu
produk ;
1)
Budaya psikologis
Budaya ini muncul dari dalam diri
individu sebagai konsumen.
2)
Budaya social
Budaya yang didasarkan dari gaya
hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan
suatu produk.
8.
Peranan Pria yang Berubah (Changing Masculine Role )
Pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap
suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang
membuat wanita berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu
produk ;
1)
Budaya psikologis
Budaya ini muncul dari dalam diri
individu sebagai konsumen.
2)
Budaya social
Budaya yang didasarkan dari gaya
hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan
suatu produk.
9
Metodelogi Penelitian untuk Studi
Tentang Keputusan Keluarga
Jika anda ingin melakukan
penelitian dalam hal studi keputusan keluarga dalam menentukan pembelian,
metodelogi yang digunakan hampir sama dengan penelitian yang lain. Seperti dibawah
ini ;
1. Kerangka Proses-Keputusan.
2. Kategori Sturktur-Peran.
3. Bias Pewawancara.
4. Seleksi Responden
10
Implikasi Bagi Studi Perilaku
Konsumen
American Marketing
Association
yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi,
perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran
dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di
atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi
antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal
tersebut melibatkan pertukaran.
Pertama, definisi
di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa
seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan
bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku
konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen
biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau
grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6).
Hal kedua yang
ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan
interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini
berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang
tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan
(pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian
di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan,
dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
Hal terakhir yang
ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara
individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan
definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran.
Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan
konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson,
1999, hlm.9).
SUMBER REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar