PEMBELAJARAN
KONSUMEN
Setiap
kali konsumen membeli dan menggunakan suatu produk, pastinya konsumen
memperoleh pembelajaran dari produk tersebut. Arti nya, konsumen setelah
menggunakan atau memakai suatu produk konsumen akan mengetahui baik atau
tidaknya suatu produk itu. Apabila konsumen merasa produk tersebut tidak baik,
maka konsumen telah mendapat pembelajaran dalam hal produk yang tidak baik itu
seperti apa.
Dengan demikian
pembelajaran konsumen adalah suatu proses pengetahuan konsumen terhadap suatu
produk apakah produk tersebut memiliki manfaat yang baik atau tidak.
PENGERTIAN
PEMBELAJARAN
Menurut
Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “ Pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang
menenkankan pada penyediaan sumber belajar”.
Menurut
Trianto (2010:17)” Pembelajaran adalah aspek kegiatan manusia yang kompleks,
yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”.
Dan dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu aspek yang dilakukan manusia secara
terprogram dalam suatu tujuan tertentu untuk mendapatkan informasi atau
pengetahuan yang akan digunakan dalam memperoleh suatu hal yang diinginkan.
TEORI
PEMBELAJARAN
Macam-macam
teori pembelajaran menurut para ahli, yaitu ;
1) Teori
Belajar Menurut Thorndike (Teori Koneksionisme)
Menurut Thorndike, belajar merupakan
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang
disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari
lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi
atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang
dimunculkan karena adanya perangsang. Bentuk paling dasar dari belajar adalah
“trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan
berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang
dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar
koneksionisme atau teori asosiasi.
2) Teori
Belajar Menurut Skinner
B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan
pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol
melalui proses operant conditioning. Operant Conditioning adalah
suatu proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat
mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai
dengan keinginan.
Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar
adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan
stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi
penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk
bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk
bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
3) Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne
Gagne
membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu
1.
Fase Receiving the stimulus situation (apprehending)
2.
Fase Stage of
Acquition
3.
Fase Storage/Retensi
4.
Fase Retrieval/Recall
4) Teori
Belajar Menurut Bruner
Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif
yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang
diberikan kepada dirinya.
Agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan
intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep
matematika), maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap
perkembangan kognitif/ pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat
diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.
5) Teori
Belajar Menurut Piaget
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua
proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan
penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan
pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa
kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Piaget mengatakan
bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia,
yaitu :
1. Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan
tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh
kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui
gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2. Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan
tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata
dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif.
3. Tahap operasional
konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga
piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan
pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang
spesifik atau konkrit.
4. Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan
tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui
dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan
lebih logis.
ILUSTRASI TEORI PEMBELAJARAN
Keluarga “X” sedang
menikmati liburan dengan berbelanja di sebuah mall. Pada saat itu, setiap
anggota keluarga “ X” mendapat kesempatan untuk membeli barang atau apa saja
yang mereka inginkan. Dan anak dari keluarga “ X” ini mempunyai keinginan untuk
membeli baju. Tanpa ia melihat dari sisi kualitas, harga, atau pun nyaman atau
tidak nya pada saat ia gunakan nanti. Ia pun langsung mengambil baju tersebut
dan membayarkannya dikasir. Sesampainya ia dirumah, ia pun langsung memakai baju
tersebut. Dengan penuh penyesalan ia memakai baju itu, ternyata ia merasa tidak
nyaman memakai baju tersebut.
Ilustrasi di atas
menyatakan bahwa anak dari keluarga “ X” mendapatkan pembelajaran mengenai
pembelian dari baju tersebut. Seharusnya ia lebih mengetahui dan memilih yang
terbaik untuk ia beli serta ia tidak harus terburu-buru untuk mendapatkan yang
ia inginkan. Seharusnya ia dapat mengambil keputusan yang baik.
RELEVANSI PENGARUH PERILAKU DAN COGNITIVE LEARNING PADA
PEMASARAN
Cognitive learning menekankan pada proses
berpikir dalam pembelajaran konsumen, sementara itu classical conditioning
menekankan pada hasil yang didasarkan pada asosiasi stimulus.
Pendekatan perilaku mungkin
akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah,
pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan
dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan
cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin
mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan
dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain.
Teori pembelajaran kognitif
lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.
LOYALITAS KONSUMEN
Loyalitas merek
adalah suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Loyalitas merek
yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan
baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal
dapat mengurangi risiko.
Factor-faktor yang
mempengaruhi loyalitas konsumen menurut Sunu (1999:128) adalah sebagai berikut
;
1. Mutu
Produk
Ialah
produk yang memenuhi standar kualitas yang baik.
2. Harga
yang bersaing
Dengan
harga yang berbeda dari perusahaan lain, diharapkan produk dari satu perusahaan
dapat bersaing dengan baik.
3. Pelayanan
dan informasi yang maksimal
Memberikan
pelayanan yang terbaik dan informasi yang lengkap atau diperlukan konsumen.
4. Citra
perusahaan
Gambaran
informasi tentang citra perusahaan dipelihara dengan baik.
PEMBELAJARAN VICARIOUS
Suatu jenis pembelajaran teori yang mempunyai aplikasi
pemasaran penting yaitu pembelajaran vicarious.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar