Selasa, 14 Oktober 2014

TULISAN 2

KEINDAHAN PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA




Ø Penemuan

Dataran tinggi di sekitar puncak awalnya sudah dihuni sebelum adanya kontak dengan bangsa Eropa, dan puncaknya dikenal sebagai Nemangkawi di Amungkal. Puncak Jaya sebelumnya bernama "Carstensz Pyramid" setelah penjelajah Belanda Jan Carstenszoon menamainya ketika pertama kali melihat gletser di puncak gunung pada hari yang cerah pada tahun 1623.
Padang salju (gletser) Puncak Jaya berhasil didaki pada awal tahun 1909 oleh seorang penjelajah Belanda, Hendrik Albert Lorentz dengan enam orang Suku Dayak Kenyah yang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan. Taman Nasional Lorentz yang juga meliputi "Carstensz Pyramid", didirikan pada tahun 1919 menyusul laporan ekspedisi ini.

Ø Sejarah Pendakian

Pada tahun 1936 Carstensz Expedition yang diprakarsai Belanda, tidak mampu menetapkan dengan pasti yang mana dari ke tiga puncak adalah yang tertinggi, memutuskan untuk berusaha mendaki masing-masing puncak. Anton Colijn, Jean Jacques Dozy, dan Frits Wissel mencapai padang gletser Carstensz Timur dan Puncak Ngga Pulu pada 5 Desember. Karena gletser yang mencair, ketinggian Puncak Ngga Pulu menjadi 4.862 meter, tetapi telah diperkirakan bahwa pada tahun 1936 (ketika gletser masih tertutup puncak seluas 13 kilometer persegi), Puncak Ngga Pulu memang puncak yang tertinggi dengan ketinggian lebih dari 5.000 meter.
Setelahnya Puncak Jaya tidak pernah didaki sampai tahun 1962, oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh pendaki gunung Austria, Heinrich Harrer, dengan tiga anggota ekspedisi lainnya, Philip Temple, Russell Kippax, dan Albertus Huizenga. Temple, dari Selandia Baru, sebelumnya memimpin ekspedisi ke daerah dan merintis rute akses ke pegunungan.
Pada tahun 1963, puncak ini berganti nama menjadi Puncak Soekarno, setelah itu kemudian diganti menjadi Puncak Jaya. Nama Cartensz Pyramid sendiri masih digunakan di kalangan para pendaki gunung.

Ø Keterangan Lebih Lanjut Mengenai Pegunungan Jayawijaya

Pegunungan Jayawijaya adalah nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
Selain dikenal dengan nama Puncak Jaya, puncak tertinggi ini juga terkenal dengan sebutan Carstenz Pyramide, atau Puncak Carstensz.nama tersebut diambil dari seorang petualang dari negeri Belanda, yakni Jan Carstensz, yang pertama kali melihat adanya puncak bersalju di daerah tropis, sepatnya di Pulau Papua.
Pengamatan tersebut dilakukan oleh Jan Crastensz melalui sebuah kapal laut pada tahun 1623. Karena belum bisa dibuktikan dengan pengamatan langsung, laporan itu dianggap mengada-ada. Sebab, bagi orang Eropa, menemukan pegunungan bersalju di tanah tropis adalah sesuatu yang hampir mustahil. Kebenaran laporan Carstensz terungkap setelah hampir tiga ratus tahun kemudian, ketika tahun 1899 sebuah ekspedisi Belanda membuat peta Pulau Papua dan menemukan puncak gunung yang diselimuti salju sebagaimana dilaporkan oleh Crastensz.
Untuk menghormati Carstensz, maka puncak gunung tersebut kemudian diberi nama sesuai namanya. Sedangkan sebutan Puncak Jaya    wijaya merupakan pemeberian Presiden Soekarno setelah berhasil merengkuh kedaulatan Papua Barat dari Belanda. Nama ini mengandung makna “puncak kemenangan”, sebagai ungkapan syukur atas bersatunya Papua Barat dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pegunungan Jayawijaya juga merupakan satu-satunya pegunungan dan gunung di Indonesia yang memiliki puncak yang tertutup oleh salju abadi. Meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan Pegunungan Jayawijaya yang memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh beberapa puncak bahkan saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca secara global.Wisata Nusantara Surga Dunia.

Nama       : Ruth Apriyana Tri Ayu
Kelas        : 4EA17
Npm          : 19211500

SUMBER          :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar