Jumlah Orang Miskin Di Maluku-Papua Terbanyak Di Indonesia
Profil kemiskinan di Indonesia baru saja
dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, Kamis (2/1). Selain
mencatat pertambahan orang miskin pada periode Maret-September 2013 menjadi
14,47 persen secara nasional, dipaparkan pula sebaran kemiskinan tersebut
berdasarkan pulau.
Hasilnya, wilayah Maluku-Papua menjadi
wilayah dengan sebaran jumlah orang miskin paling banyak se-Indonesia. Meski
secara kuantitas penduduknya tidak sebanyak pulau-pulau lain, namun di kedua
kawasan Indonesia timur itu, persentase penduduk masuk kategori tidak mampu
mencapai 24,81 persen. Sebaliknya, Kalimantan berhasil memperoleh keuntungan
dari populasi yang sedikit, sebagai pulau dengan sebaran penduduk miskin paling
rendah se-Indonesia. "Kalimantan penduduk miskin hanya 6,6 persen, tapi
itu karena penduduknya tidak banyak," kata Kepala BPS Suryamin.
Di Sumatera, penduduk miskin mencakup
11,53 persen dari populasi. Berikutnya, Jawa mencapai 10,98 persen, Sulawesi
11,75 persen, dan Bali-Nusa Tenggara 14,49 persen. Tak cuma dari pertambahan
jumlah penduduk miskin, dua indeks yang menggambarkan kualitas kemiskinan masyarakat
Indonesia turut suram. Indeks kedalaman kemiskinan sebagai penanda kualitas
kemiskinan meningkat, dari 1,75 pada Maret, menjadi 1,89 memasuki September
2013. Indeks Keparahan Kemiskinan, yang menggambarkan daya beli masyarakat
miskin untuk keluar dari kondisinya juga memburuk. Indeksnya, dari 0,43 menjadi
0,48 persen.
Alhasil, kesenjangan kaya-miskin di
Indonesia masih sama seperti 2012. BPS menyebut data yang terangkum dalam
koefisien gini itu masih di angka 0,41, alias terjadi kesenjangan moderat, dan
pertumbuhan ekonomi belum bermanfaat positif buat masyarakat. "Data
koefisien gini masih sama seperti sebelumnya," Suryamin. Pertambahan
jumlah penduduk miskin tahun lalu disumbangkan oleh kebijakan pemerintah
menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada Juni 2013. Sebagai
gambaran, indeks harga konsumen tahunan mencapai 8,38 persen. Sedangkan pada
momen Maret-September saja, inflasi yang terjadi mencapai 5,02 persen. Sehingga
pada periode tersebut, banyak penduduk terpukul, dan mengalami penurunan daya
beli lantas jatuh miskin.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar